Tentang saya
Nama saya Zulkarnaen dipanggil Ijul saat
sekolah dasar , zul saat di sekolah menengah pertama, naen saat Sekolah
menengah atas, een di kampus. saya orang biasa terlahir di kota tiku kecamatan
tanjung mutiara, kabupaten agam, propinsi sumatera barat. waktu itu 30 April
1981 sebulan setelahnya saya dibawa ke kota Dumai, propinsi riau karena orang
tua saya sudah ada di kota dumai sejak 1979.
Sampai usia 4 tahun kami tinggal di jalan
bintan. Tahun 1984 - 1995 kami tinggal di kelurahan bukittimah satu kelurahan
yang sepi, tahun pertama kami tinggal disini jalan belum diaspal. Listrik PLN
belum ada. Angkutan kota ke bukittimah namanya
Kopandu berwarna kuning. pintu masuknya dari belakang. Di sini saya sekolah
nama sekolah saya SDN 016 Bukittimah tiga kilometer dari rumah; berjalan kaki
selama 6 tahun. Sesekali saya dibonceng pak supardi, bapaknya temanku Sopingi,
kadang-kadang dibonceng juga oleh bapaknya temanku Santi. Dan bapaknya Lina.
Setelah kelas 4 sampai kelas 6 kami bahkan tak pernah dibonceng lebih suka
jalan kaki sambil mendengarkan cerita teman.
Tinggal di kota kembali di jalan rajawali
pada tahun 1995 tak jauh dari pasar pulau kelapa. Rumah kayu tua miring ke
kakanan. Berdekatan dengan rental combo band. Setiap pulang sekolah saya
melihat orang-orang latihan combo band.
Dua tahun kemudian kami pindah ke pasar
kelapa sekitar 200 meter dari jalan rajawali. Tempat amak, abak dan elok
berdagang. Disini lingkungan lumayang keras, dan berbahaya. Tempat remaja
kurang melakukan kegiatan positif.
Banyak remajanya yang berhenti sekolah karena pengaruh lingkungan. Kasus
pembunuhan, pencurian, perkelahian antar kelompok kecil. Kadang-kadang ada juga
kasus narkoba. Kami tinggal disini sampai tahun 2000. Tahun berikutnya kami
tinggal di jalan bumi ayu kelurahan bumi ayu.
saya jarang berada di bumi ayu karena tiap
liburan semester dari kampus STSI Padang
Panjang barulah saya ke dumai di kelurahan bumi ayu. Di padang panjang saya
diajarkan oleh dosen ilmu teori music yaitu tentang pola ritem / panjang pendek
bunyi. Tentang nada / tinggi rendahnya bunyi. Melodi / susunan nada dari datar,
tinggi rendah, dan kromatis nada. Tangga nada mayor dan minor. Teori music juga
cara memahami bagaimana penempatan suara manusia dengan instrument sehingga diperlukan
transfuse nada. Untuk itu kami diajarkan tangga nada natural, tangga nada
1,2,3,4,5,6,7 kress, dan tangga nada
1,2,3,4,5,6,7 mol. Kami diajarkan bagaimana tangga nada natural menjadi 1
kress. Bagaimana tangga nada C menjadi tangga nada F dan sebagainya. Kami
diajarkan pula bagaimana membunyikan notasi 4 ketukan sampai seperempat
ketukan, begitu yang sering diajarkan dalam teori music berbentuk toge atau
notasi balok.
Selain teori music kami diajarkan pula
kuliah umum waktu itu budaya dasar, agama islam, social dasar, bahasa
Indonesia, bahasa itali, tambo minang kabau, pendidikan pancasila. Sedangkan
pelajaran/kuliah yang menantang adalah solfegio / dikte nada. Dosen membunyikan
nada kami yang menuliskan di buku music yang bergaris lima. Ada lagi kuliah
harmoni. Kami mencari teman-teman nada yang tunggal dari tangga nada, kemudian
dicarikan bagaimana balikannya. Bagaimana supaya tidak melakukan dalam larangan
harmoni. Tidak boleh parallel horizontal dan sebagainya.
Saya masih ingat pula kenangan belajar di
padangpanjang yang tak jauh dari bukittinggi sekitar 19 KM. dari bumi ayu ke
bagan besar ujung. Masih ingat tentang kuliah menantang lainnya: kontrapung
yaitu ilmu memberikan perlawanan pada nada nada yang dibuat composer/pembuat
karya music. Misalkan ada nada satu ketukan dalam melodi dibuat lawannya
menjadi notasi setengah dua kali. Atau nada yang dua ketukan dibuat menjadi
empat kali notasi setengah. Bisa juga notasi satu ketukan menjadi dua notasi
untuk lawan notasi dua ketukan. Selain mata kuliah teori yang menantang
tersebut ilmu music praktik yang saya dapatkan dari kampus seni ini adalah
gitar satu semester yang dipelajari tentang gitar klasik baik solo, duet maupun
ansambel. Piano satu semester, perkusi bernada enam semester, aransemen music sekolah
enam semester, koor (vocal grup dan atau paduan suara) itu dua semester.
Puji syukur selama di kampus saya
mendapatkan beasiswa sampai tamat di tahun 2004 agustus dan di wisuda desember
2004. Semestinya saya berada disini tahun 1999-2003 namun karena ada masalah
rumit terpaksa menambah satu semester lagi. Maka tertinggallah saya dari teman
–teman saya acep taryana dari bandung dan hasuburan alias ucok orang
bukittinggi asal tapanuli.
Belajar waktu itu asyik karena persaingan
nilai murni. Sehingga mendapatkan beasiswa prestasi itu amat membanggakan
sedangkan beasiswa supersemar sedikit membanggakan. Beasiswa prestasi yang
mendapatkan indeks prestasi 3 sampai 4 sedangkan beasiswa supersemar bagi
mahasiswa yang mendapatkan indeks prestasi 2,75 sampai 2,99.Namun dari awal
masuk sampai tamat saya tak melepaskan beasiswa kedua model tersebut.
Tamat kuliah langsung ambil akta empat
karena dinas seni dan pariwisata kota dumai waktu itu berada di jalan tenaga
kota dumai. Sekarang di jalang Soebrantas -
kutemui tak menerima untuk bisa bekerja. Ternyata waktu itu sekitar
tahun 2003 akhir banyak diisi oleh pegawai yang dimutasikan dan pendidikan
akhir mereka bukan dari seni dan bukan pula yang tamatan sekolah pariwisata,
perhotelan. Banyak yang tamatan s.sos atau sarjana sosiologi. Saya kuliah
singkat di pekanbaru untuk mengambil izin mengajar.
Mengajar bukanlah pelarian namun untuk
tetap bisa memberdayakan ilmu pengetahuan serta praktik yang didapat dari
sekolah tinggi seni indonesi (STSI padangpanjang). Untuk itu diakhir akta empat
saya dibawa oleh senior kampus untuk ikut sanggar dekat tempat tinggal di
belakang pelabuhan udara bandara sultan syarif kasim. Sanggar tersebut punya
distributor pupuk sriwijaya dipekanbaru. Ciri khas sanggar kami talempong minang
kabau dan lengkap bansi, talempong dan gendangnya. Menarik untuk dijalani
karena selama di kampus saya sering memakai instrument music barat, tiba-tiba
di praktik lapangan dihadapkan pada tradisi minang kabau.
Sambil mempelajari sedikit tentang music
minang kabau di sanggar, yang rumahnya mewah itu, saya mencari kerja ke radio
sebagai kerja yang pernah di lakukan sewaktu sekolah menengah atas. Gagal tak
satu pun menerima. Kemudian di sekolah menengah pertama milik tentara saya
diterima Setelah melewati test. Namun karena mendengar gajinya tak memuaskan
sambil melamar pula ke mts dan man model pekanbaru saya disuruh melihat-lihat
dulu kegiatannya mungkin jika pun mau paling menjadi pelatih drum band di Mts
dekat Madrasah aliyah negeri MODEL di pekanbaru. Dalam ini saya membuat karya
music aransemen jagalah hati yang sering dinyanyikan oleh aa gim. Seorang ustaz
terkenal di negeri ini.
Seminggu mau tamat dari akta empat saya di
terima di sekolah juwita pekanbaru. Sekolah tempat orang kaya, orang cina kalau
tak salah cabang dari singapura. Sehingga kurikulumnya di adopsi dari
singapura. Banyak buku-bukunya berbahasa inggris. Sekolah juwita menawarkan
dengan gaji pertama seorang honorer yang relative tinggi waktu itu Rp. 800.000.
Tak lama saya berada di sekolah ini karena
ada permintaan sekolah untuk menjadi guru tari, saya memilih berhenti dari pada
mengajarkan apa yang tidak pernah saya alami dan pelajari.
Berkat nama besar sanggar dan distributor
pada bank terkenal di Indonesia. Akhirnya ku sodorkan lamaran kerja pada salah
satu karyawan yang tinggal dalam sanggar dan distributor yang rumahnya megah
itu. Karyawan itu selalu menggunanakan motor besar ke bank nya atau dengan
menggunakan mobil sedan terkenal ke tempat kerjanya.
Saya diterima kerja di bank meskipun hasil
binaan bank yaitu Swamitra. Saya pilih swamitra dumai jalan baru. Meskipun
berbadan koperasi namun cara kerja swamitra sama dengan bank yang diperuntukkan
bagi masyarakat menengah ke bawah. Di sinilah saya bekerja sebelum menjadi guru
bantu propinsi dan guru pegawai negeri sipil.
Dengan bangga saya dari pekanbaru ke kota
dibesarkan pulang dengan senang berkumpul dengan amak, abak, uni dan adiak di
kota terlama administrative di dunia. Lebih 19 tahun. Kami berkumpul dan
bekerja di kota dumai. Saya bekerja di bank kecil kecilan tak jauh dari rumah
sekitar 3 km. ini adalah masa percobaan. Sebelum dari itu saya diberi pelatihan
dasar di hotel dekat setia budi pekanbaru. tiga
minggu masa percobaan berakhir saya diberi tahu oleh mantan pegawai di
sini. Bahwa saat ini peluang menjadi guru
yang digaji oleh pemda lebih besar uangnya dari pada di sini.
Dari media terbesar di propinsi riau ini
saya mendapat info lengkap yang sebelumnya di infokan oleh mantan pegawai
Swamitra. Kemudian saya melamar ke alamat yang dituju untuk menjadi calon guru
bantu propinsi Riau. Seminggu sebelum masa percobaan berakhir saya di terima
menjadi guru bantu propinsi riau tertanggal surat keputusannya 1 juli 2005 di
Sekolah menengah pertama negeri binaan khusus yang punya kelebihan basic
komite, uang binaan khusus, ditambah dengan gaji dari propinsi RP. 700.000.
maka sebagai guru bantu propinsi dan guru di Sekolah menengah pertama negeri
binaan khusus saya mendapat gaji yang relative lebih dari swamitra waktu itu.
Maaf ya.. swamitra bukan saya mengecilkanmu tapi saya berpikir realita namun
saya berterimakasih kepada swamitra bukopin telah membuka jalan mendapatkan
info dari sini.
Bulan nopember saya bekerja di sekolah
menengah pertama binaan khusus kota dumai. Info itu atas desakan pertanyaan
oleh bu neli guru SD labour housing jalan sultan syarif kasim. Beliau adalah
ibu dari teman ku midi. Abang dari agus teman yang jumpa waktu dia main keybord
jalan ombak dekat jembatan. Waktu itu tahun 1997 saya berteman dengan bambang
teman di jalan rajawali dia seorang pandai stiker mobil/kaca film. Waktu bosnya
buat pesta saya diundangnya dan berteman dengan agus pemain keyboard/organ
tunggal.
Bu neli, terimakasih atas desakan supaya
bertanya ke temannya di jalan belimbing kapan ambil surat tugas. Setelah saya Tanya
lengkap besoknya langsung ke dinas pendidikan untuk mengambil surat yang isinya
surat bertugas tertanggal 1 juli 2005.
Sekolah menengah pertama binaan khusus
kota dumai sangat disiplin, loyal pada pegawainya dan guru. Semua orang senang
Bersambung..
No comments:
Post a Comment