Tuesday, February 1, 2022

The Unpaved Road For 4 Generations In The World

The Unpaved Road For 4 Generations In The World

 

 

I have lived for thirty-seven years on Jalan Abdul Rabkan KM 3, Bukit Timah, Dumai. And during that time there was something that really bothered me and all the people living in Bukit Timah. The main road here has not been paved at all for decades, it has been four generations. Since PT Caltex opened this road in the 1960s, this has resulted in the opening of the life path of the Bukit Timah community.

Yes, if you visit Bukit Timah, you will see how "backward" the 6 km long road is. In stark contrast to the rapid development of infrastructure in almost all corners of Indonesia.

Why is asphalt road construction so important?

When the rainy season comes, the roads made of clay will become like wet mud. Then flood. That's what happens every year. In fact, this road is the children's path from home to school and vice versa. The connecting line from Bukit Timah to the city center, from Dumai to Medan, from Dumai to Duri.

We take various ways so that interested parties pay attention and take concrete actions on this road. But, only rejection or silent action that we get.

Then who else should we ask for our right to public services from the government? Because we have fulfilled our responsibilities, namely being obedient citizens and being punctual in paying taxes.

The central government is our only hope at this time. The hope of our children, who want to go to school safely and comfortably. Expectations of workers who want to go to work in peace. The hope of all residents of Bukit Timah whose rights have been persecuted for decades.

Please look at the streets in Bukit Timah

  

Jalan Yang Tak Pernah Diaspal Selama 4 Generasi Di Dunia

 


Jalan Yang Tak Pernah Diaspal Selama 4 Generasi Di Dunia


Tiga puluh tujuh tahun saya tinggal di Jalan Abdul Rabkan KM 3, Bukit Timah, Dumai. Dan selama itu pula ada sesuatu yang begitu mengusik hati saya dan semua warga yang tinggal di Bukit Timah. Jalan utama di sini belum diaspal sama sekali selama puluhan tahun, sudah empat generasi. Sejak PT Caltex membuka jalur jalan ini pada tahun 1960-an, yang berimbas pada terbukanya jalur kehidupan bermasyarakat Bukit Timah.
Ya, jika Anda berkunjung ke Bukit Timah, akan terlihat betapa "terbelakang" jalanan sepanjang 6 km tersebut. Sangat kontras dengan pembangunan infrastruktur yang pesat di hampir seluruh pelosok Indonesia.
Kenapa pembuatan jalan aspal ini sangat penting?
Saat musim hujan datang, jalanan yang terbuat dari tanah liat ini akan menjadi seperti lumpur basah. Lalu banjir. Selalu begitu yang terjadi setiap tahun. Padahal, jalan ini adalah jalur anak-anak dari rumah menuju sekolah dan sebaliknya. Jalur penghubung dari Bukit Timah ke pusat kota, dari Dumai ke Medan, dari Dumai ke Duri.
Berbagai macam cara kami tempuh supaya pihak yang berkepentingan menaruh perhatian dan melakukan tindak nyata terhadap jalan ini. Tapi, hanya penolakan atau aksi diam yang kami dapatkan.
Lalu kepada siapa lagi kami harus meminta hak kami atas pelayanan publik dari pemerintah? Karena kami sudah menunaikan tanggung jawab, yaitu menjadi warga negara yang taat dan tepat waktu dalam membayar pajak.
Pemerintah pusat adalah harapan kami satu-satunya saat ini. Harapan anak-anak kami, yang ingin pergi ke sekolah dengan aman dan nyaman. Harapan pekerja yang ingin berangkat ke tempat kerja dengan tenang. Harapan seluruh warga Bukit Timah yang teraniaya haknya selama puluhan tahun.
Sila ditengok jalanan di Bukit Timah