Wednesday, August 21, 2019

Roki: Pelukis Cerdas dan Menginspirasi Berkat Support Ortunya


Ini cerita Ferdian Ondira Asa biasanya dipanggil Roki, Asal Payakumbuh sudah tinggal di Pekanbaru 8 tahun. Pekerjaan sebagai seniman lukis dan mengabdi pada sekolah autis untuk anak-anak di Pekanbaru.  Kini Roki mengabdi di kampus di Kota Padang. Roki menamatkan ilmu seni lukis di Universitas Negeri Padang, kemudian memberikan ilmu pengetahuan Lukis kepada seniman lukis di Riau dengan mendirikan Forum Seni Lukis Riau di Pekanbaru. Roki menamatkan S2 seni pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang bersama saya tahun 2018 bulan Januari lalu tepatnya setahun. Anggap saja tulisan ini reunian setahun ya bang…



Saat kami singgah ke rumah orang tuanya di Payakumbuh setahun lalu, kami menanyakan peran orang tua Roki sehingga Roki seperti sekarang - seniman sukses. Bunda Roki menerangkan bahwa Roki yang memberikan peranan besar dalam keluarga, dan kerja. Sampai saat ini dengan ide Roki membuat usaha bisnis papan nama di Payakumbuh dan order papan nama sudah mencapai target kerja. Saya mendengarkan pula pengakuan Roki, orant tuanya mendukung penuh kegiatan melukisnya, tak seperti kebanyakan orang tua yang masih menganggap seni tak “menjanjikan”.

Roki memiliki kemampuan bisnis di bidang seni saat baru saja menamatkan S1 Seni Rupa di Padang (UNP), merintis dan menjadikan bisnis papan bunga di kota padang selama 2 tahun di sana.

Akhir Januari 2018, Saya berkesampatan bertamu ke rumah Roki di Panam Pekanbaru, berdiskusi sambil bertemu dengan pemesan karyanya setelah itu saya dibawa keliling di Pekanbaru menceritakan berbagai pengalamannya di Pekanbaru. Katanya, telah berkarir untuk meningkatkan daya seniman lukis dan rasa cinta mengembangkan seni lukis, juga demi kehidupan maka Roki pindah ke pekanbaru 8 tahun yang lalu dari Kota Padang. 

Memulai lukis sebagai profesi Roki melukis gambar-gambar potret kemudian menitipkan karyanya kepada pedagang kaligrafi di kota Pekanbaru, dan mendirikan stand lukis di depan gapura Universitas Riau. Perkembangan Bisnis Lukis semakin menjanjikan,  permintaan sudah semakin banyak, dan  Roki mendirikan galeri di jalan durian Pekanbaru.

Kualitas adalah jiwa kritis bagi Roki,  bekerja sebagai seniman  menjadikan kepuasan bagi dirinya sehingga rasa puas itu harus diukur dengan kualitas. Untuk mendapatkan kualitas karya seni menurut Roki, jika dari usia anak-anak/remaja sudah nampak berbakat, sebaiknya sekolah di jurusan seni. Seperti Roki sendiri S1 dibidang seni lukis, mengambil magister seni karena banyak teknik dan wawasan seni diajarkan sehingga dapat dikembangkan. Buahnya Roki menjadi dosen PNS di UNP Padang.

Roki, pada bulan Desember 2016 lalu, demi meningkatkan ilmu bidang lukis, studi banding ke Yogjakarta menemui seniman terkenal di Indonesia yang mendunia, namanya Jumaldi Alfi seorang seniman 20 terlaris di Dunia dalam 500 pelukis terlaris di Dunia, tanda berhasilnya dia dapat membeli tanah seukuran satu desa di Yogyakarta, dan mendirikan studio seni sekitar 2 hektar.  

Roki melanjutkan kisah Jumaldi Alfi.Bahkan ada yang tak mau menjual tanah kepadanya. Dari hasil pertemuan Roki dengan seniman lukis terkenal  di Yogyakarta ini, Jumaldi Alfi memberikan inspirasi untuk Roki. Seniman lukis itu royal, berbaik hati kepada masyarakat, jika tanah yang dibeli oleh seniman tersebut maka orang tak perlu lagi menyewa rumah atas tanah yang telah dibelinya. Masyarakat merasakan manfaat kehadiran Jumaldi Alfi sebagai pendiri Kelompok Seni Rupa Jendela Yogyakarta. 
Jumadil Alfi yang lahir di  Tanah Datar Sumatera Barat, karya seni dari Jumadi Alfi telah mencapai ratusan juta untuk satu karya dan karyanya ditunggu. Kini  tiap enam bulan jumadi alfi wajib membuat minimal 2 karya sebagai aturan main dalam komunitas seni lukis dunia,  sehingga wajar terbeli tanah yang banyak di Yogjakarta. Pesan Jumadi Alfi kepada Roki adalah untuk menjadi besar tidak mudah untuk menjadi besar harus melalui rintangan berat dan tantangan,  sabar dan bermanfaat bagi orang banyak.

Jiwa petualang Roki mencari guru lukis ini telah pula diwariskan orang tuanya berpindah-pindah tempat mencari nafkah demi merubah nasib, kecuali itu tentu belajar dari senior-senior pedagang karena usaha dagang mereka mempertahankan hidup.

Roki melanjutkan kisah singkatnya dalam pertemuan dengan pelukis internasional itu. Menjadi seniman tidak perlu begadang. Seniman tidak perlu bersentuhan dengan narkoba dengan hal-hal yang negatif. Seorang  seniman harus memiliki identitas. Misalkan saat ini karya Roki memiliki identitas pengambilan gambar seolah-olah dari atas (drone) kemudian menggunakan tema tikus, saat itu pula kemudian Roki berkarya, semua orang tahu itu identitas Roki.

Setelah menemui pelukis terkenal 20 terbaik dunia, Roki berkeinginan menemui pelukis terbaik ke-5 di dunia saat ini yakni Rudi Mantofani karyanya diharga 1 miliyar yang tinggal Yogyakarta juga, namun nasib Roki belum beruntung untuk menemuinya dan berdiskusi dengannya karena menemui Rudi Mantofani ternyata harus audiensi dulu sama seperti menemui para pejabat negara. 

Setidaknya selama sepuluh hari di Yogyakarta menimba ilmu dengan lingkungan seniman dan dengan senimannya langsung sedikit puas untuk menginspirasi  dalam karya Roki berikutnya.

Roki yang saat ini harga lukisannya sudah mencapai 40 juta rupiah untuk satu lukisan. Telah mampu membeli rumah di Kota Padang dan properti lainnya. Apa yang ditanamkan oleh orang tuanya dan dukungan penuh dari orang tuanya kini berbuah manis.

#LiterasiKeluarga
#SahabatKeluarga


No comments:

Post a Comment